Popular Posts

Mujahidin Yaman: Antara konspirasi musuh dan kabar gembira datangnya kemenangan

Thursday, September 29, 2011

Revolusi rakyat menuntut mundurnya taghut Ali Abdullah Shalih terus marak di kota-kota besar di Yaman. Pada saat yang sama, mujahidin Yaman berhasil merebut beberapa propinsi di Yaman bagian selatan. Khawatir gerakan jihad yang bertujuan menegakkan syariat Islam di Yaman semakin tak terbendung, AS dan negara-negara salibis Barat mendukung sikap represif rezim sekuler Ali Abdullah Shalih.

Pesawat militer AS, Arab Saudi, dan Yaman beraliansi dalam aksi bombardir terhadap pertahanan kelompok mujahidin dan suku-suku Muslim di Yaman Selatan. Korban dari pihak mujahidin, warga sipil yang tak berdosa, hewan ternak, lahan pertanian, dan sarana umum terus berjatuhan. Untuk memperkuat gempuran terhadap mujahidin, milisi Rafidhah Hautsi mendapat keleluasaan bergerak di Yaman Utara. Di tengah kecamuk jihad di Yaman selatan, negara-negara salibis Barat mengatur siasat untuk ‘mendongkrak’ sebagian oposan sebagai ‘calon boneka Barat’ baru di Yaman, jika rezim Ali suatu saat jatuh.

Bagaimana kondisi terkini Yaman yang tengah bergolak? Bagaimana masa depan jihad Islam dan revolusi rakyat di sana? Seberapa jauh kans tegaknya daulah Islam di sana? Adakah hubungan antara mujahidin Yaman dan gerakan jihad Ash-Shabab di Somalia? Akankah Yaman menjadi kuburan baru bagi tentara salib Barat? Koresponden www.shamikh1.info, Mu’taz billah Al-Qurasyi, menuliskan analisanya.

Mujahidin Yaman:
Antara konspirasi musuh dan kabar gembira datangnya kemenangan

Oleh:
Mu’taz billah Al-Qurasyi
 Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Amma ba’du…
Bukan hal yang aneh dan tidak asing lagi jika mujahidin dituduh dengan berbagai tuduhan paling keji, karena musuh-musuh Islam telah melemparkan tuduhan-tuduhan yang lebih keji kepada sebaik-baik makhluk, nabi kita Muhammad SAW, padahal beliau adalah rahmat Allah yang dipersembahkan kepada seluruh makhluk. Terkadang mereka menuduh beliau sebagai tukang sihir, terkadang dengan tuduhan pendeta, terkadang dengan tuduhan orang gila, dan tidak jarang pula dengan tuduhan pembohong besar.
Tidak aneh jika Allah menolong hamba-hamba-Nya yang beriman, karena Allah sendiri telah berfirman,
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami benar-benar akan menolong para rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia dan pada hari para saksi berdiri untuk memberikan kesaksian (hari kiamat).” (QS. Ghafir (40): 51)
Bukan hal yang aneh jika musuh-musuh Islam bersekongkol untuk memerangi golongan yang beriman di manapun mereka berada. Ini sudah menjadi sunatullah terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman dan berjihad untuk membela agama mereka. Allah SWT berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am (6): 112)
Bersatu padunya musuh-musuh Allah untuk memerangi mujahidin di manapun mereka berada, sebagaimana yang kita lihat hari ini. Hal yang pasti, pada akhirnya kemenangan akan dikaruniakan kepada para mujahidin pilihan, orang-orang yang mengorbankan nyawa, harta, dan seluruh hal yang dimilikinya untuk memperjuangkan panji Islam agar tetap tegak dan berkibar tinggi, walau orang-orang kafir dan munafik membencinya.
عن جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا فَيَقُولُ لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الْأُمَّةَ .
Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, “Saya mendengar Nabi SAW bersabda: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, dan mereka meraih kebenaran sampai hari kiamat… Nabi Isa bin Maryam turun ke tengah kelompok itu, maka pemimpin kelompok itu berkata kepada Isa; “Kemarilah, silahkan mengimami kami shalat!” Namun Isa menjawab, “Tidak. Sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian lainnya, sebagai pemuliaan Allah kepada umat ini.” (HR. Muslim)
Bukan hal yang aneh jika orang-orang munafik mencurahkan segenap usahanya untuk membantu orang-orang Yahudi, Nashrani, dan musuh-musuh Islam lainnya. Hal itu sudah menjadi karakteristik mereka di setiap waktu dan tempat. Sebagaimana firman Allah SWT,
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” (QS. Al-Maidah (5): 52)
Yaman adalah harapan umat…
Hati dan pandangan umat ini menatap negeri yang tercinta, Yaman, dengan penuh harapan, karena di sana mujahidin menerjuni salah satu kancah peperangan yang paling dahsyat sepanjang sejarah umat Islam. Mereka menuliskan dengan pengorbanan mereka makna kemuliaan dan kejayaan. Musuh-musuh Islam telah mengetahui bahaya kelompok yang beriman ini, sehingga mereka mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk menghancurkan dan mencabutnya sampai ke akar-akarnya.
Namun mereka akan gagal, dengan izin Allah, karena Allah senantiasa melindungi orang-orang yang beriman. Peristiwa demi peristiwa terus berlangsung di bumi kemuliaan dan keksatrian ini, untuk meruntuhkan pemerintahan Taghut di negeri itu dan menegakkan daulah Islam yang ditunggu-tunggu. Dan bagi Allah, hal itu sangatlah mudah. Allah berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ .
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.(QS. An-Nur (24): 55)
Babul Mandeb dan jalur transportasi laut bagi minyak bumi Arab
Perhatian negara-negara salibis Barat terhadap Yaman bukanlah tanpa alasan. Peperangan negara-negara salibis Barat di bawah komando AS terhadap mujahidin bukanlah spontanitas atau mencari keuntungan belaka. Peperangan ini lahir dari makar mereka siang-malam dan ketakutan mereka apabila sebuah daulah kaum muslimin tegak di bumi Yaman  dan di sebuah wilayah yang mengontrol jalur transportasi minyak bumi, padahal jalur itu merupakan jalur utama pengangkutan minyak bumi ke negara-negara Barat. Menguasai kawasan tersebut sangat urgen bagi negara-negara salibis Barat, apalagi letaknya secara geografis dekat bumi Haramain (Makkah dan Madinah) yang merupakan tanah suci terpentig kaum muslimin, selain kandungan minyak bumi di bawah tanahnya yang begitu besar. Mereka juga takut karena Yaman berdekatan dengan Somalia. Sudah bukan rahasia lagi, bahkan secara terang-terangan di mass media mereka menyebutkan kekhawatiran apabila mujahidin Yaman mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan gerakan mujahidin Ash-Shabab di Somalia.
Arab Saudi dan peranan kotornya dalam memerangi Mujahidin
Pemerintah Arab Saudi hanyalah alat di tangan negara Salibis Barat dalam memerangi Islam. Sejarah pemerintahan Arab Saudi menjadi saksi tak terbantahkan atas konspirasinya dengan musuh-musuh Islam dalam memerangi gerakan jihad apapun di tempat manapun di muka bumi. Di satu sisi, dengan penuh kepalsuan pemerintahan Arab Saudi mengangkat tinggi-tinggi panji tauhid. Di sisi lain, ia mendukung langkah-langkah Yahudi dan Nasrani dalam menyebarluaskan sekulerisme dan kerusakan di bumi Haramain, membungkam dan memenjarakan para ulama yang lantang menyuarakan kebenaran, dan bersekongkol dengan negara-negara salibis Barat untuk menghancurkan gerakan jihad di Iraq dan Yaman.
Bak singa terhadap kami, namun tak lebih merpati di medan laga!
Ya, demi Allah, kita telah melihat kepengecutan dan ketundukan pemerintahan Saudi kepada kelompok Hautsi (Syi’ah Saudi). Pada saat yang sama pemerintahan Saudi tidak menunda-nunda meski sesaat untuk melakukan segala tindakan yang mencegah mujahidin merealisasikan tujuan-tujuan jihad. Hal ini karena pemerintah Saudi mengetahui betul bahwa kelompok Hautsi hanya menimbulkan bahaya sesaat, yang penanggulangannya bisa dikompromikan dengan negara-negara salibis Barat. Apalagi, kelompok Hautsi dibentuk oleh Iran. Pada akhirnya, kepentinganlah yang akan mengalahkan semuanya. Dan itulah yang benar-benar terjadi, pemerintah Saudi dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk memberi keleluasaan kepada kelompok Hautsi untuk memerankan peran seperti peran kelompok Syi’ah Hizbullah di Lebanon.
Perang Aden Abyan dan kabar gembira kemenangan yang kuat
Seluruh dunia kini menyaksikan goyahnya pemerintahan Ali Abdullah Shalih setelah mendapat pukulan bertubi-tubi dari pihak mujahidin. Beberapa kota sepenuhnya jatuh ke tangan mujahidin setelah tentara Aswad Al-Ansi (nama nabi palsu yang berkuasa di Yaman pada masa akhir kehidupan Nabi SAW—edt) lari terbirit-birit membawa kekalahan dan kehinaan, meninggalkan persenjataan dan perbekalan mereka tanpa memikirkan apapun lagi.
Kondisi ini memaksa AS dan anak asuhnya, Arab Saudi, membunyikan alarm bahaya dan terlibat secara langsung dalam memerangi mujahidin, dengan mengerahkan seluruh persenjataan modern, dalam koalisi penuh serangan udara AS, Saudi, dan Yaman. Mereka membiarkan saja para demonstran Yaman berteriak-teriak di jalanan kota-kota besar, karena mereka mengetahui bahwa bahaya sesungguhnya terletak pada sekelompok mukmin yang berjihad ini, bukan selain mereka.
Kelompok Hautsi, senjata baru AS
Bukan hal aneh jika kelompok milisi Syi’ah, Hautsi, dibiarkan menguasai daerah pegunungan di Yaman bagian Utara. Mereka bahkan secara terang-terangan dipergunakan untuk memerangi mujahidin. Kita sepenuhnya tahu bahwa kelompok Rafidhah di setiap waktu menjadi aat bagi Yahudi dan Nasrani. Peran buruk kelompok Rafidhah di Irak dalam memerangi Ahlus Sunnah tidak jauh dari pengetahuan kita semua. Maka, koalisi antara pemerintah boneka pro Barat Yaman dan partnernya, Arab Saudi, dengan kelompok Rafidhah Hautsi bukanlah hal yang asing. Mereka semua memiliki kesamaan kepentingan, yaitu menghancurkan Islam yang haq.
Wajah lain revolusi rakyat Yaman
Tidak diragukan lagi, kebanyakan orang berdemonstrasi menentang pemerintahan Yaman didorong oleh kezaliman yang ia dan mayoritas rakyat Yaman alami selama masa kekuasaan pemerintahan yang bejat ini. Kita berdoa kepada Allah semoga Allah memaafkan kesalahan para demonstran muslim, menerima orang-orang yang terbunuh di antara mereka di sisi-Nya, dan member taufik kepada mereka kepada kebenaran. Di sisi lain, revolusi ini tidak mendatangkan berita gembira. Apalagi para oposan tersebut terdiri dari beragam aliran yang tidak sejalan; kaum sekuler, komunis, Ba’ts,Hautsi, dan lain-lain. Meski di tengah mereka juga terdapat sebagian aktivis Islam.
Keberagaman aliran pemikiran ini tidak memberi banyak manfaat. Revolusi seringkali mempertemukan berbagai aliran pemikiran yang saing kontradiktif. Dalam hal ini ada beberapa hal yang patut kita cermati;
  • Negara-negara salibis Barat cenderung memihak sebagian oposan atau mengangkat sebagian ‘kutu loncat’ di atas pundak para pelaku revolusi (agar meraih kekuasaan  dan menerapkan kebijakan yang pro Barat)
  • Sikap sebagian pihak terhadap gerakan jihad penuh berkah di Yaman yang berusaha untuk merealisasikan sepenuhnya tujuan-tujuan yang sejak lama dirindukan oleh bangsa muslim Yaman, sebuah jihad yang bertolak dari dasar Islam yang tegak di atas tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kami mengajak segenap pemuda yang melakukan revolusi menentang pemerintahan taghut  Yaman, janganlah mereka terjauh dalam perangkap program negara-negara salibis Barat yang bertujuan mengisolasikan bangsa muslim Yaman dari Mujahidin, dan hendak menjerumuskan mereka ke dalam program licik Arab Saudi bertajuk ‘Proposal Teluk’ yang hendak mengaborsi revolusi Yaman dan melanggengkan pemerintahan taghut Ali Abdullah Shalih.
Kami mengajak para pemuda muslim Yaman untuk bergabung dengan saudara-saudara mereka, kelompok mujahidin. Karena peperangan mereka adalah satu, musuh mereka adalah satu, dan mereka (para pemuda muslim dan pihak mujahidin) sama-sama umat Islam. Setelah adanya pengorbanan para mujahid dan para pemuda yang melakukan revolusi ini, jatuhnya taghut tidak selayaknya digantikan oleh taghut yang lain, dan runtuhnya sistem pemerintahan kafir di Yaman tidak semestinya digantikan oleh system pemerintahan kafir lainnya.
Allah SWt semata Yang member taufik dan Dia-lah Yang Maha memberi petunjuk ke jalan yang lurus.
Sumber: Shamikh1.info
Penerjemah: Muhib al-Majdi
Read Post | comments

Konspirasi Menuju Tata Dunia Baru?

Gelombang revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara, tak pelak lagi, sedang dalam proses mengubah arah sejarah dunia. Peta keseimbangan kekuatan dan pola hubungan antarnegara yang baru akan ditentukan dari perkembangan situasi di dunia Arab saat ini. Muncul pertanyaan: apakah ini proses yang berjalan spontan atau didesain sejak awal?

Rangkaian aksi demonstrasi antipemerintah di dunia Arab telah memasuki bulan ketiga sejak diawali di Tunisia, Januari lalu. Tanda-tanda keterlibatan pihak asing dalam perkembangan situasi di kawasan itu pun makin jelas.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengakui di depan Komite Perubahan Anggaran Senat AS, Rabu (2/3/2011), bahwa Pemerintah AS melakukan kontak dan menawarkan bantuan kepada kelompok-kelompok oposisi di negara-negara yang sedang dilanda demonstrasi antipemerintah.

Artinya, AS mendukung kejatuhan rezim di negara-negara itu meski sebagian dari mereka adalah sekutu lama AS, seperti Presiden Mesir Hosni Mubarak atau Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Hillary ”membungkus” intervensi AS itu dengan dalih membendung langkah Iran yang lebih dulu mengintervensi aksi-aksi antipemerintah di Timur Tengah demi kepentingannya sendiri.

Wajar saja jika AS turun tangan langsung untuk mengintervensi perkembangan situasi di Timur Tengah dan sekitarnya. George Friedman, pendiri lembaga kajian intelijen Stratfor Global Intelligence, menyatakan, AS punya tiga kepentingan utama di kawasan ini, yakni menjaga perimbangan kekuatan di wilayah rawan konflik, memastikan pasokan minyak, dan mengalahkan kelompok-kelompok islamis ekstrem yang berpusat di kawasan itu.

Dari sisi pasokan minyak saja, perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini memang sangat mengkhawatirkan bagi AS. Krisis di Mesir, misalnya, mengancam akses transpor minyak melalui Terusan Suez. Sementara itu, gelombang aksi antipemerintah yang mulai merambah negara-negara di Teluk Persia, seperti Oman dan Bahrain, mengancam jalur pasokan minyak di Selat Hormuz.

Teori konspirasi

Akan tetapi, berbagai analisis tentang gelombang revolusi dunia Arab tidak berhenti di situ. Teori konspirasi pun bermunculan, terutama yang menuduh bahwa AS dan sekutu-sekutunya sengaja mendesain sejak awal rangkaian aksi-aksi antipemerintah tersebut.

Tak kurang dari Presiden Ali Abdullah Saleh dari Yaman dan parlemen Iran secara terbuka membuat pernyataan terkait dugaan konspirasi ini. Saleh bahkan mengatakan, ada kamar komando operasi rahasia di Tel Aviv, Israel, yang dikendalikan Gedung Putih untuk menggerakkan aksi-aksi tersebut.

Kerry Raymond Bolton, seorang doktor teologi dari Academy of Social and Political Research, Mesir, menulis di forum Foreign Policy Journal (publikasi online khusus berisi analisis kritis terhadap kebijakan luar negeri AS) bahwa bukan tidak mungkin gejolak di Timur Tengah saat ini turut didanai pendiri Open Society Institute, George Soros.

Salah satu tokoh oposisi Mesir yang paling vokal saat terjadi aksi demonstrasi di Alun-alun Tahrir, Kairo, Mohamed ElBaradei, disebut memiliki kaitan dengan Soros karena ia pernah menjadi anggota dewan pengurus lembaga advokasi International Crisis Group (ICG). Soros sendiri menjadi satu dari delapan anggota komite eksekutif ICG .

Sementara itu, Samira Rajab, anggota parlemen Bahrain, akhir Februari lalu, melontarkan gagasan bahwa semua kerusuhan dan revolusi di Arab saat ini adalah hasil implementasi proyek AS yang bernama Proyek Timur Tengah Baru. Proyek tersebut dimulai di Irak beberapa tahun lalu, kemudian menjalar ke Lebanon, lalu negara-negara lain di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, setidaknya sampai 10 tahun lagi .

Satu teori konspirasi lagi, yang sangat populer di berbagai media alternatif di internet, dibuat oleh penulis Tony Cartalucci. Dalam artikel berjudul ”The Middle East & then the World: Globalist Blitzkrieg Signals Largest Geopolitical Reordering Since WW2 (Timur Tengah dan Lalu Dunia: Serangan Kilat Globalis Menandakan Penataan Ulang Geopolitik Terbesar sejak Perang Dunia II)”, Cartalucci memaparkan skenario pembentukan Tata Dunia Baru (New World Order) oleh kaum globalis.
Read Post | comments

Menguak Tabir Sejarah Saudi Arabia

Entah apa yang terjadi, namun hingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Sebuah buku harian yang belum pernah diterbitkan memuat misi rahasia 100 tahun lalu yang dilakukan Letnan Kolonel TE Lawrence atau yang juga dikenal dengan ‘Lawrence of Arabia’, terkuak.

Adalah pensiunan dosen, James Hynes (80) yang menuliskannya dalan buku berjudul ‘Lawrence of Arabia’s Secret Air Force’.

Informasi dalam buku itu didapatkan setelah ia melakukan kontak dengan sepupunya yang menceritakan jurnal berisi pengalaman ayahnya mengikuti pahlawan militer Inggris. Letkol TE Lawrence selama Perang Dunia I.

Catatan harian itu berisi kisah spionase dan operasi militer pemboman yang diberi nama ‘X Flights’ yang dipimpin oleh Lawrence di bekas Kekaisaran Ottoman.

Lawrence memimpin ‘X Flights’ pada tahun 1918 melawan Turki — dibantu oleh tim yang ia tunjuk sendiri, termasuk Earl of Winterton keena, yang saat itu duduk sebagai anggota parlemen.

Misi rahasia ini membantu Lawrence menaklukan Damaskus pada 1918 — di mana ia menjadi instrumen penting dalam pembentukan pemerintahan Arab.

Misi ini sangat rahasia bahkan Royal Air Force (RAF), angkatan udara Britania Raya tidak mengetahuinya. Misi ini tetap jadi rahasia, termasuk dalam penggambaran Film ‘Lawrence of Arabia’ yang dibintangi Peter O’Toole pada tahun 1962.

Detail penerbangan itu kini diungkap oleh salah satu anak buah Lawrence, George Hynes — paman James Hynes.

Diceritakan dia dalam catatan hariannya, hanya orang-orang yang terlibat dalam ‘Operasi Gurun’ yang tahu keberadaan ‘X Flight’.

‘X Flight adalah grup kecil yang terdiri dari beberapa pesawat terbang yang digunakan Lawrence dan rekan-rekannya untuk menjalankan misi setelah mengambil alih kekuasaan atas Aqaba pada 1917 selama perang Arab melawan Turki.

Misi tersebut termasuk mengebom rel kereta api Turki, memutus jaringan suplai dan kabel telegram.

George Hynes bertanggung jawab untuk menjaga pesawat layak terbang. Para kru bekerja dalam kondisi gurun yang sulit, tinggal dan bekerja di suhu yang bervariasi antara titik beku dan 100 derajat.

Sang penulis, James Hynes menambahkan, tugas mereka sehari-hari pada dasarnya mengenali foto bom, senapan mesin, dan mengidentifikasi pangkalan rahasia untuk dilaporkan pada Lawrence.

“Menerbangkan pesawat hanya bisa dilakukan pada pukul 04.00 – 06.00 saat udara dingin-dinginnya. Hanya saat itu mereka bisa menyerang, karena setelah itu adalah waktu sibuk untuk orang Turki. Selain itu menerbangkan pesawat dalam suhu 100 derajad sangat berbahaya.

“Pesawat -pesawat ‘X Flights’ akan mengambil gambar, mengebom, menggunakan senapan mesin, mereka akan menyerang.

“Sangat sering Lawrence akan tetap berada di lapangan udara rahasia dengan para penerbang. Memastikan ia mendapat informasi yang lancar.

George tetap melakukan kontak dengan Lawrence sebelum perwira itu tewas dalam kecelakaan motor pada 1935 dalam usia 46 tahun. Sementara George tewas pada 1973 dalam usia 78.

========

Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keIslaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus-menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWT ini dalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (serangan pemikiran dan kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya, Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai ‘Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari Arab Saudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim. Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, ” tulis Unger.

Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekali pun. “

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terakdang juga agak membingungkan. Siapa pun tak kan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat-jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat-Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dunia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.

Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya-termasuk Makkah dan Madinah-kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah mengejutkan yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak mengejutkan bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namun hingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film ‘Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain:

Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali-mantan Dekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecat dan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkan Jazera, 2005)

Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan, 2006)

Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992)

History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia adalah akibat “pemberontakan” terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang kurang perannya sebagai pelindung utama bagi kekuatan Dunia Islam, wallahu a’lam. (Rz) sumber:vivanews/eramuslim

Lihat Lawrence of Arabia di Youtube

Read Post | comments

CIA Sensor Buku 9/11

DINAS Pusat Intelijen Amerika Serikat (AS) CIA telah menyensor banyak bagian dari sebuah buku tentang serangan 9/11 karya seorang mantan agen FBI.

CIA tidak akan mengizinkan publikasi seluruh bagian memoar Ali H Soufan, mantan agen Biro Penyelidik Federal FBI yang bertugas bertahun-tahun di pusat pertempuran melawan Al-Qaeda, demikian New York Times melaporkan, Kamis (25/8).

Dalam buku itu, Soufan berpendapat bahwa CIA melewatkan kesempatan untuk menggagalkan insiden 9/11 dengan menyembunyikan informasi dari FBI. Informasi itu tentang dua pembajak 9/11 yang tinggal di San Diego.

Soufan juga memberi rincian dan cerita dari tangan pertama tentang langkah agen mata-mata AS untuk melakukan penyiksaan brutal terhadap para tahanan yang diinterogasi. Dia mengatakan metode kasar itu tidak perlu dan kontraproduktif.

Soufan, agen kontraterorisme yang memainkan peran sentral dalam sebagian besar investigasi terorisme antara 1997 hingga 2005, telah mengatakan kepada rekannya, bahwa dia yakin sensor atas bukunya tidak bertujuan untuk melindungi keamanan nasional. Namun, sensor itu untuk mencegah dia menceritakan seluruh episode yang akan berakibat buruk terhadap CIA.

Dalam surat yang dikirim pada 19 Agustus kepada penasehat umum FBI, Valerie E Caproni, pengacara Soufan, David N Kelley, menulis, “Sumber yang dapat dipercaya mengatakan kepada Tuan Soufan, CIA telah membuat keputusan bahwa bukunya seharusnya tidak terbit karena akan membuat malu lembaga.”

Soufan menyebut sensor CIA sebagai tindakan “konyol”. Dia bertekad akan mengembalikan bagian yang disensor itu pada edisi kedua.

Dia mengatakan, para pejabat kontraterorisme AS memiliki kewajiban untuk jujur dan mengakui, “kami telah melakukan kesalahan dan mengecewakan rakyat Amerika.”

Buku berjudul “The Black Banners: The Inside Story of 9/11 and War Against Al-Qaeda” ditulis dengan bantuan Daniel Freedman, rekan Soufan di sebuah perusahaan keamanan New York, dan dijadwalkan akan mulai dijual pada 12 September.

Pegawai pemerintah AS yang memiliki izin keamanan harus menyerahkan karya tulis mereka untuk diperiksa dalam kaitan dengan informasi rahasia sebelum diterbitkan. Namun, karena keputusan tentang apa yang harus dihapus bisa sangat subjektif, maka pemeriksaan itu pun sering menjadi kontroversi.

Beberapa mantan mata-mata AS pernah mengadu ke pengadilan untuk melawan sensor atas buku mereka.

Kementerian Pertahanan AS bahkan pernah menghabiskan 50.000 dolar AS tahun lalu untuk membeli dan menghancurkan seluruh buku karya pejabat intelijen. Alasannya, buku itu memuat banyak rahasia negara.
Read Post | comments

Why is Israel allowed to have nukes?

In an interview with CNN on Sunday, Erdogan noted that Israel is the only player in the Middle East that has nuclear weapons and asked, “Why is it that countries banning Iran from having nuclear weapons don’t also ban Israel from having nuclear weapons?”

Turkey downgraded ties with Israel after Tel Aviv refused to apologize for its attack on the Gaza Freedom Flotilla, which left nine Turkish citizens dead on May 31, 2010.

Earlier in September, the Turkish Economy Minister said Ankara would continue its “normal” economic ties with Tel Aviv. From January 2011 to July 2011, trade between Turkey and Israel reached $2.3 billion.

Erdogan also commented on Turkey’s decision to host one component of a missile shield system, calling it a “NATO concept.”

He advised against “different interpretations” of Turkey’s decision and urged everyone to look at “what is actually the reality” in the issue.

But Turkey’s move was still censured in some circles, with Iran describing it as “a cause for concern” and “questionable.” Russia criticized Turkey for collaborating with NATO.

Turkey could earn as much as $4 billion from the missile shield system. It has been reported that a Turkish defense company is holding negotiations on a $2 billion contract in connection with the project.
Read Post | comments

Pemukim Yahudi bersumpah gagalkan negara Palestina

Sekalipun PBB memberi keanggotaan penuh kepada Palestina, pemukim Yahudi di Tepi Barat mengatakan siap mencegah negara Palestina jadi kenyataan di lapangan.

Shaul Goldstein, pemimpin Dewan regional bagi kelompok permukiman Gush Etzion di bagian selatan Tepi Barat Sungai Jordan, mengatakan para pemukim siap membantu melindungi sendiri tanah mereka, ketimbang hanya mengandalkan militer.

“Kita harus tetap berjaga dan tahu cara mempertahankan diri kita jika perlu,” kata Goldstein, anggota partai Likud, pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Kita harus menuntut hak kita di tanah ini dan berhenti memikirkan berdirinya negara Palestina, sehingga kita dapat memusatkan perhatian pada cara hidup sebagai tetangga yang baik dengan orang Palestina,” tambahnya.

Palestina akan secara resmi mengajukan permintaan keanggotaan penuh PBB kepada Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon pada 20 September, ketika para pemimpin dunia memulai pertemuan di New York dalam Sidang Ke-66 Majelis Umum PBB.

Media Israel telah melaporkan militer telah melatih tim keamanan pemukim Yahudi untuk menghadapi setiap gelombang kerusuhan Palestina yang mungkin menyusul pengesahan PBB untuk keanggotaan Palestina itu.

Ketegangan meningkat awal September, setelah tentara Israel menghancurkan tiga rumah di permukiman terdepan Migron, dekat Ramallah.

Beberapa jam kemudian, masjid di desa Qusra, di sebelah tenggara Nablus, dirusak ketika dua ban dibakar di tempat penyimpanan barang di lantai dasar, kata warga. Mereka menuduh pemukim Yahudi sebagai pelaku semua tindakan tersebut.
Read Post | comments

Arab Saudi Dituding Berusaha Bongkar Makam Nabi

Fuad Ibrahim, pengamat Arab Saudi dalam wawancaranya dengan al-Alam memperingatkan rencana keji Riyadh menghancurkan peninggalan Islam di kota suci negara ini. “Dengan berkedok memperluas tempat-tempat suci, pemerintah Arab Saudi berencana menghancurkan seluruh peninggalan Islam di kota Mekkah dan Madinah,” ungkap Fuad.

Ia mengkritik kebungkaman negara Arab dan Islam yang menyaksikan kehancuran peninggalan Islam di Arab Saudi. Ditambahkannya, tidak adanya undang-undang yang mencegah aksi Riyadh dan bungkamnya rakyat Arab serta muslim dunia bahkan masyarakat internasional membuat keluarga Saud kian berani menghancurkan peninggalan Islam.

Fuad Ibrahim dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya peninjauan ulang peran keluarga Saud sebagap pengawas dan pengelola tempat-tempat suci Islam di Arab Saudi. “Kini pun beredar isu penghancuran Masjidil Haram oleh pejabat Saudi dalam koridor program perluasan kota,”ungkap Fuad. Bahkan ia juga memperingatkan adanya rencana pemindahan makam Rasulullah Saw dari Masjid Nabwai dan penghancuran Kubah Hijau yang digelontorkan Bin Atsimain, seorang ulama Wahabi.

Sheikh Abdul Naser al-Jabari, dekan Universitas Dakwah Lebanon saat diwawancarai al-Alam mengatakan, rencana perluasan Haramain akan memusnahkan warisan Islam di kota Madinah dan Mekkah. (IRIB/al-Alam/MF)
Read Post | comments

Sekilas tentang Silverstein dan Eisenberg: Pemilik Gedung WTC

Teror 9-11 sudah berlalu 10 tahun. Tetapi selubung misteri masih melingkupi. Pemerintah AS memang telah merilis laporan resmi komisi penyelidikan 9-11. Sebenarnya, sebelum penyelidikan tuntas pun, Bush sudah langsung menyatakan bahwa Al Qaida adalah pelaku terori 9-11 dan menyerukan “perang melawan terorisme” dengan menggunakan kata ‘crusade’ (perang Salib). Bush mengatakan, “this crusade, this war on terrorism is going to take a while.”

Namun, hasil penyelidikan resmi itu sama sekali tidak mampu menjawab berbagai pertanyaan ‘sederhana’ terkait keanehan kejadian 9-11.

Pertanyaan-pertanyaan ‘sederhana’ itu, antara lain: bagaimana seorang pilot amatiran yang konon baru lulus pelatihan pilot, bisa menabrak Menara Kembar WTC secara tepat? Bila kita memandang kota dari tempat yang sangat tinggi, pemandangan yang terlihat adalah datar bagaikan seperti selembar peta. Menurut Thierry Mayssan, penulis buku 9/11: The Big Lie, untuk menabrak menara WTC, pesawat perlu terbang sangat rendah dan kemampuan terbang serendah itu sangat sulit dilakukan oleh pilot yang sangat berpengalaman sekalipun.

Kedua, tak lama setelah ditabrak, Menara Kembar yang sangat kokoh itu runtuh dengan ‘rapi’ (seperti sedang mengalami demolition atau peruntuhan gedung tua dengan memasang bom pada tempat-tempat yang sudah diperhitungkan secara cermat). Bahkan berbagai dokumentasi foto/video memperlihatkan potongan besi baja yang ‘rapi’ (terpotong menyerong, khas demolition). Namun, laporan komisi penyelidikan menyatakan bahwa terbakarnya bahan bakar pesawat menimbulkan panas yang melelehkan struktur logam utama kedua bangunan.

Teori ini disangkal keras oleh William Manning, editor majalah profesional “Fire Engineering”. Menurutnya, “Kerusakan bangunan akibat ditabrak pesawat dan ledakan dari bahan bakar pesawat tersebut tidak cukup untuk meruntuhkan menara WTC.” Manning juga memertanyakan, mengapa besi-besi reruntuhan WTC segera dijual ke China, padahal penelitian belum tuntas? Padahal, lazimnya dalam peristiwa-peristiwa kebakaran atau ledakan, semua barang di lokasi kejadian tidak boleh dipindahkan hingga penelitian tuntas.

Namun sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana proses hancurnya WTC, perlu dicari tahu dulu, siapa sebenarnya yang menguasai gedung WTC yang hancur itu?

Jurnalis independen Christopher Bollyn, memberikan jawabannya. Ada dua nama yang menguasai WTC, yaitu Larry Silverstein dan Lewis Eisenberg. Silverstein dan partnernya, Frank Lowy (pria Australia-Israel) adalah developer real estat. Mereka memiliki hak sewa selama 99 tahun atas WTC. Sementara itu, Eisenberg berperan dalam melakukan privatisasi properti WTC dan mengatur negosiasi yang akhirnya memberikan hak sewa kepada properti itu kepada Silverstein dan Lowy. Ketika WTC hancur, Silverstein dan Lowy meraup milyaran dollar uang dari perusahaan asuransi.

Silverstein dan Lowy meraih hak sewa atas WTC tak lama sebelum terjadinya teror 9-11, tepatnya tanggal 26 Juli 2001. Silverstein menguasai the 10.6 juta-kaki persegi ruang perkantoran di kompleks WTC, dan Lowy menguasai 427.000 juta-kaki persegi mall di kompleks WTC.

Silverstein dan Eisenberg dikenal sebagai pendukung utama Israel, dan punya jabatan tinggi di lembaga pencarian dana untuk Israel di AS. Keduanya sama-sama memiliki jabatan tinggi di the United Jewish Appeal (UJA), sebuah organisasi ‘amal’ Zionis yang sangat kaya. Silverstein sendiri pernah menjabat sebagai ketua United Jewish Appeal-Federation of Jewish Philanthropies of New York, Inc. Ini adalah organisasi yang mengumpulkan dana ratusan juta dollars setiap tahun untuk disalurkan kepada lembaga-lembaga Zionis di AS dan Israel.

Eisenberg memainkan peranan penting dalam proses jatuhnya hak sewa WTC kepada Silverstein dan Lowy. Padahal, keduanya sebenarnya bukanlah pemenang dari proses lelang gedung itu . Pemberi tawaran tertinggi sebenarnya adalah Vornado Realty Trust, tapi dengan berbagai cara, Eisenberg menjegalnya, sehingga Vornado muncur, dan membuka pintu bagi Silverstein dan Lowy.

Yang agak luput dari pembicaraan terkait 9-11 adalah runtuhnya gedung WTC 7 (gedung lain di sekitar Menara Kembar WTC), pada sore hari 9 September 2001 itu. Tidak ada pesawat yang menabrak gedung setinggi 47 lantai itu, namun tetap runtuh. Siapa pemiliknya? Tak lain tak bukan, Silverstein. Lagi-lagi, ditemukan bukti-bukti bahwa bom-lah penyebab runtuhnya WTC 7.

Kembali pada teori runtuhnya WTC, secara umum ada dua teori. Teori resmi dari pemerintah AS adalah menara kembar itu runtuh karena bahan bakar pesawat yang terbakar menimbulkan panas yang melelehkan struktur logam utama kedua bangunan. Sebaliknya, para peneliti independen mengatakan bahwa tidak mungkin ‘hanya’ ditabrak pesawat, gedung setangguh WTC bisa hancur total (seharusnya, hanya kerusakan di beberapa lantai saja, yang dekat dengan titik tabrakan). Selain itu, di lokasi juga ditemukan bukti-bukti (antara lain, video dan foto-foto yang menunjukkan adanya 5-6 kawah bekas ledakan yang luas dan dalam) mengarahkan pada simpulan bahwa ada ledakan bom berkekuatan sangat besar yang sebelumnya sudah ditanam di dalam gedung.

Bila teori kedua ini yang dianggap lebih masuk akal, logikanya, perlu sepasukan penuh orang untuk membawa berton-ton bom ke dalam gedung WTC dan meletakkannya secara cermat, supaya bisa meruntuhkan gedung raksasa itu dengan ‘rapi’. Tak mungkin aksi penanaman bom ini dilakukan dengan diam-diam tanpa ketahuan pemilik gedung. Tentu pertanyaan selanjutnya adalah “siapa yang memiliki akses penuh terhadap WTC sebelum terjadinya 9-11?”

Lagi-lagi, jawabannya adalah Silversten. Dialah yang menguasai hak sewa selama 99 tahun atas WTC sejak 26 Juli 2001. (ir/kons)

Bacaan lanjutan: file PDF hasil penelitian (Prof. Em) Dr. Steven E. Jones (ahli fisika) berjudul “Why Indeed Did the WTC Buildings Collapse?” bisa diunduh di sini: http://wtc7.net/articles/WhyIndeed09.pdf

*©Dina Y. Sulaeman

penulis adalah alumnus Magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran
Read Post | comments

Agen BIN Jual Info ke Wikileaks Adalah Penjahat Negara

Tuesday, September 27, 2011

Front Pembela Islam (FPI) memberikan bantahan atas fitnah dari dokumen yang diungkap wikileaks. Menurut Ketua FPI, Munarman SH.

"Sumbernya itu kan Yahya Assegaf (bukan Yaya seperti ditulis wikileaks itu), yang orang BIN dan menjual info ke AS (itu ditulis wikileaks sendiri).Perlu diketahui orang ini melalui anaknya Hani Y Assegaf juga mendirikan Indonesia Israel public Affair Commite (IIPAC), yang kemarin heboh membuat perayaan kemerdekaan Israel di Jakarta," jelas Munarman, Minggu (4/9/2011).

"Lha antek Amerika dan antek zionis Israel memang suka menebar fitnah dan isu demi uang. Dan sudah terbukti orang BIN ini menjual info ke kedutaan Amerika," tegas Munarman.

Munarman kemudian mempertanyakan, apakah polisi adalah sebuah institusi yang dibutuhkan, sebagai institusi milik masyarakat ataukah sebuah institusi penjahat. Kalaupun FPI di katakan oleh Yahya Assegaf digunakan oleh polisi, lanjut Munarman, itu artinya digunakan untuk kemanfaatan masyarakat.

"Sekali lagi, ini kalaupun dimanfaatkan oleh polisi. Kemudian, agen BIN menjual informasi kepada kedutaan asing dan jadi alat zionis Israel (dengan mendirikan IIPAC, apakah itu sikap dan tindakan patriotik dan memiliki jiwa nasionalisme. Begitu agen BIN atau pejabat negara ini menjual info kepada asing itu artinya dia pengkhianat," kecam Munarman.

Pengkhianatan kepada negara, tandas Munarman lagi, harusnya dihukum mati sebagaimana ketentuan dalam KUHP. Kemudian, Wikileaks itu membocorkan kawat kawat diplomatik AS.

"Itu artinya persepsi dan perspektif laporan dalam kawat tersebut sangat sepihak berdasarkan standar dan kepentingan AS.Dan jangan pernah dilupakan, sampai saat ini tidak pernah ada bocoran kawat diplomatik tentang israel. Ada apa dengan pola wikileaks ini," Munarman mempertanyakan kembali.
Read Post | comments

1000 Orang Foto Bugil 'Telanjang Bulat' Di Laut Mati

1000 Orang Foto Bugil 'Telanjang Bulat' Di Laut Mati | Lebih dari 1.000 warga Israel berpartisipasi dalam hajatan foto bugil bersama di sebuah lokasi rahasia di Laut Mati, Israel, Sabtu (17/11/2011) pagi. Kegiatan ini bertujuan mempromosikan laut, yang memiliki kadar garam sangat tinggi itu, masuk dalam daftar tujuh keajaiban alam dunia, November nanti.

Proyek pemotretan tersebut dikerjakan oleh fotografer AS berdarah Yahudi, Spencer Tunick, yang telah mengerjakan berbagai proyek foto manusia telanjang dengan berbagai latar belakang, mulai dari gletser di Swiss sampai Sydney Opera House di Australia. Menurut Tunick, kesediaan seseorang dari negara tertentu berfoto bugil menandakan tingkat keterbukaan negara tersebut.

"Di beberapa tempat, pekerjaan ini menjadi lebih kontroversial, sementara di beberapa tempat lain proyek ini dianggap sebagai tes tentang kebebasan, keterbukaan, dan penghargaan terhadap hak di negara tersebut," tutur Tunick dalam jumpa pers sebelum pemotretan.

Di Israel, proyek foto 1.000 orang bugil di Laut Mati ini diprotes oleh para politisi Yahudi Ortodoks dan para rabbi, karena dianggap sebagai perilaku "Sodom dan Gomorrah". Mereka mengancam akan mengambil langkah hukum untuk menghentikan niat Tunick. Tokoh masyarakat setempat bahkan mengancam akan menelepon polisi untuk membubarkan para partisipan acara ini karena dianggap melecehkan masyarakat setempat.

Itu sebabnya, Tunick dan penyelenggara acara ini sengaja merahasiakan lokasi pemotretan itu sampai saat-saat terakhir. Tunick juga sengaja memilih hari Sabtu sebagai pemotretan, karena hari Sabtu adalah hari libur umat Yahudi.
"Itu alasan saya memutuskan mengerjakan proyek ini hari Sabtu (hari Sabbath Yahudi), sehingga tak seorang pun akan berada di dekat lokasi dan melihat orang bugil dari jarak setengah mil dan merasa dilecehkan," ujar Tunick.

Acara pemotretan selama dua jam itu akhirnya berlangsung tanpa gangguan apa pun. Para partisipan pun bebas mengapung di Laut Mati untuk dipotret Tunick. Entah disengaja atau tidak, acara ini digelar di kompleks Mineral Beach, yang terletak tak jauh dari lokasi kota Sodom dan Gomorrah menurut tradisi dan kepercayaan orang Yahudi.

Menurut para pakar lingkungan, Laut Mati terancam kering pada tahun 2050, kecuali ada gerakan besar-besaran untuk menyelamatkan lingkungan di sekitarnya. Permukaan laut tersebut turun sedalam satu meter setiap tahun dan di beberapa titik, garis pantainya telah menyusut hingga satu kilometer ke tengah laut.
Ari Frucht, aktivis yang memprakarsai kampanye Laut Mati sebagai salah satu dari tujuh keajaiban alam dunia, mengatakan proyek pemotretan Tunick ini diharapkan bisa memunculkan kesadaran masyarakat tentang kondisi lingkungan di Laut Mati dan mendorong pemerintah Israel berbuat sesuatu.
Source
Read Post | comments
 
© Copyright Panitia Hari Kiamat 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.