Wednesday, November 30, 2011

Mengapa Tuhan Bernama Allah ?

Shakespeare bilang “apalah artinya sebuah nama”. Tetapi ternyata segala sesuatu ada namanya. Bahkan jika sesuatu itu belum ada namanya pasti akan diberi nama. Lalu apakah Tuhan perlu nama?.

Sebelum manusia diciptakan, sebelum Jin dan Malaikat diciptakan siapa nama Tuhan?. Tuhan menyebut diri-NYA dengan nama Apa?. Apakah nama yang disebut-NYA pertama kali tetap digunakan oleh ciptaan-NYA dalam menyebut-NYA?.

innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau‘budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii
[QS 20:14] Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Ayat diatas merupakan ayat yang diucapkan dalam bahasa Arab. Sekiranya AL-Quran diturunkan dalam bahasa lain, apakah tetap menggunakan nama “Allah” sebagai nama Tuhan?.
Berdasarkan beberapa sumber akar kata Allah bisa ditemukan dalam agama lain. Misalnya di agama Yahudi ditemukan kata “Elohim”, atau “Alaha” dalam bahasa Aramic. Bahkan menurut dr Zakir di Agama Hindhu juga terdapat kata “Allah”.
Dalam Islam nama “Allah” adalah nama yang paling istimewa dan populer diantara sekian banyak nama-NYA.Maka nama Tuhan sebagai “Allah” memiliki keunggulan dibandingkan nama Tuhan yang lain semisal “OM, Yahweh, Sang Hyang Widhi, atau lainnya”. Karena nama Allah memiliki keterikatan yang kuat dengan kitab sucinya (Al-Quran). Bahwa jika kitab suci menyebutkan nama Tuhan maka nama Tuhan tersebut harus mempunyai hubungan yang kuat dengan isi kitab suci tersebut.
Banyak ulama berbeda pendapat mengenai asal kata Allah. Ada yang beranggapan nama “Allah” tidak berasal dari akar kata apapun alias kesatuan. Tetapi ada juga yang berpendapat nama Allah berasal dari akar kata “Ilah” yang di bubuhi huruf alif dan lam.
Sehingga Allah merupakan nama Khusus sedangkan “Ilah” merupakan nama Umum. Kata “Allah” tidak bisa berbentuk jamak, sedangkan kata “Ilah” bisa berubah menjadi jamak yaitu “Alihah”.
Dalam bahasa Inggris atau Indonesia kata Tuhan yang bermakna umum atau khusus adalah sama yaitu “God/Tuhan”. Bedanya yang bermakna umum ditulis dengan huruf kecil “god/tuhan” sedangkan yang bermakna khusus ditulis dengan huruf besar “God/Tuhan”. Dan inilah yang membuat kerancuan pemahaman dalam ayat Bible Yohanes 1:1, dimana nama Tuhan yang bersifat umum dan khusus ditulis tanpa perbedaan sehingga menimbulkan pemahaman yang keliru. 
Sedangkan di dalam Al-Quran kata Tuhan yang khusus (Allah) dan yang umum (Ilah) ditulis berbeda, sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman. Selain itu segala ungkapan/penyebutan nama Tuhan sebagai nama umum dalam Al-Quran untuk konteks menyembah dan bersyukur ditujukan untuk nama Tuhan dalam arti khusus (Allah), bukan Tuhan yang lain (Tuhan Palsu). Seperti yang anda lihat pada ayat Al-Quran diatas, disana ada kata Allah dan Ilah.
Ke-khas-an nama Allah adalah jika huruf awalnya dihapus (Alif), maka bunyinya menjadi “Lillah” yang berarti “Milik/Bagi Allah”. Jika huruf depan Lillah dihapus (Lam), maka bunyinya menjadi “Lahu” yang berarti “bagi-NYA”. Dari kata “Lahu” jika huruf awalnya dihapus (Lam), maka bunyinya menjadi “Hu” yang berarti “Dia (menunjuk ke Tuhan)”.
Jadi pada dasarnya nama Allah dipahami sebagai sesuatu yang selalu dianggap manusia sebagai yang dituju sebagai Tuhan yang sebenarnya Tuhan. Bahwa pada dasarnya manusia itu selalu membutuhkan Tuhan dan selalu memperTuhankan meski ada sebagian yang menganggap sesuatu yang bukan Tuhan yang sejati sebagai Tuhan.
Share on :

0 comments:

 
© Copyright Panitia Hari Kiamat 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.