Militer Amerika Serikat menggunakan perangkat lunak yang mampu membuat dan mengendalikan identitas online palsu. Inilah cara AS memanipulasi situs-situs jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter dan menyebarluaskan propaganda pemerintah.
Seperti dilansir Guardian, Jumat (18/3), "Software ‘sock puppet’ (boneka kaus kaki, istilah yang dipergunakan untuk menyebut karakter palsu) mampu menciptakan identitas online palsu untuk memengaruhi percakapan-percakapan di internet untuk kemudian disisipi propaganda pro-AS."
Sebuah perusahaan yang berbasis di California dikontrak oleh Komando Sentral AS (Centcom) untuk mengembangkan "layanan manajemen karakter online." Layanan itu memungkinkan seorang personel militer AS mengendalikan hingga 10 karakter berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Dalam kontrak itu, dinyatakan bahwa masing-masing identitas palsu harus memiliki latar belakang, sejarah, dan detail penting lain yang meyakinkan. Selain itu, kontrak tersebut juga menetapkan bahwa hingga 50 orang di AS harus siap mengoperasikan identitas palsu "tanpa khawatir terbongkar oleh kecanggihan teknologi lawan."
"Teknologi itu mendukung aktivitas blogging rahasia di situs-situs internet berbahasa asing untuk memungkinkan Centcom menangkal propaganda musuh dan ekstrimis garis keras dari luar AS," kata Komandan Bill Speaks, juru bicara Centcom.
Pejabat itu mengatakan bahwa propaganda yang disebarkan tidak dalam bahasa Inggris. Bahasa yang dipergunakan untuk menyebar propaganda di antaranya adalah bahasa Arab, Urdu, Persia, dan Pashto.
Seperti dilansir Guardian, setelah software itu siap, maka para personel militer AS yang ditempatkan di satu lokasi sepanjang waktu akan dapat menjawab berbagai percakapan internet berupa pesan-pesan di Facebook, posting blog, tweet, retweet, tulisan di ruang-ruang chatting, dan sejumlah intervensi lain.
Masing-masing pengontrol akan mendapatkan "satu server virtual" yang terletak di AS dan sejumlah lainnya yang agaknya berada di luar AS untuk menciptakan kesan bahwa karakter-karakter palsu tersebut adalah karakter nyata yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Aspek lainnya adalah "percampuran traffic" yang artinya mencampurkan penggunaan internet karakter tersebut dengan orang lain di luar Centcom dengan cara yang harus "amat dirahasiakan dan memiliki sangkalan yang kuat."
Kontrak tersebut diyakini diberikan sebagai bagian dari program bernama Operating Earnest Voice (OEV). Program tersebut awalnya dikembangkan di Irak sebagai senjata psikologis untuk melawan kehadiran para pendukung al-Qaeda di internet dan sejumlah pihak lain yang menentang pasukan koalisi.
Para pakar internet menyamakan proyek itu dengan upaya China untuk mengontrol dan mengendalikan kebebasan berbicara di internet. Para pengkritik kemungkinan akan mengeluh karena proyek tersebut memungkinkan militer AS menciptakan konsensus palsu dalam perbincangan di internet, menyingkirkan komentar-komentar yang tak diinginkan, dan mengirimkan banyak komentar atau laporan yang tidak cocok dengan tujuan-tujuannya sendiri.
Terungkapnya fakta pengembangan karakter palsu oleh militer AS juga dapat mendorong perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan swasta, serta berbagai lembaga swadaya masyarakat melakukan hal serupa.
Centcom membenarkan bahwa kontrak senilai $2,76 juga tersebut diberikan kepada Ntrepid, sebuah perusahaan baru yang terdaftar di Los Angeles. Tapi, Centcom tidak bersedia mengungkapkan apakah proyek tersebut sudah dioperasikan atau apakah ada kontrak lain yang terkait yang dibahas.
Tidak ada satu pun dari pihak Ntrepid yang bersedia memberikan keterangan kepada media.
Seperti dilansir Guardian, Jumat (18/3), "Software ‘sock puppet’ (boneka kaus kaki, istilah yang dipergunakan untuk menyebut karakter palsu) mampu menciptakan identitas online palsu untuk memengaruhi percakapan-percakapan di internet untuk kemudian disisipi propaganda pro-AS."
Sebuah perusahaan yang berbasis di California dikontrak oleh Komando Sentral AS (Centcom) untuk mengembangkan "layanan manajemen karakter online." Layanan itu memungkinkan seorang personel militer AS mengendalikan hingga 10 karakter berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Dalam kontrak itu, dinyatakan bahwa masing-masing identitas palsu harus memiliki latar belakang, sejarah, dan detail penting lain yang meyakinkan. Selain itu, kontrak tersebut juga menetapkan bahwa hingga 50 orang di AS harus siap mengoperasikan identitas palsu "tanpa khawatir terbongkar oleh kecanggihan teknologi lawan."
"Teknologi itu mendukung aktivitas blogging rahasia di situs-situs internet berbahasa asing untuk memungkinkan Centcom menangkal propaganda musuh dan ekstrimis garis keras dari luar AS," kata Komandan Bill Speaks, juru bicara Centcom.
Pejabat itu mengatakan bahwa propaganda yang disebarkan tidak dalam bahasa Inggris. Bahasa yang dipergunakan untuk menyebar propaganda di antaranya adalah bahasa Arab, Urdu, Persia, dan Pashto.
Seperti dilansir Guardian, setelah software itu siap, maka para personel militer AS yang ditempatkan di satu lokasi sepanjang waktu akan dapat menjawab berbagai percakapan internet berupa pesan-pesan di Facebook, posting blog, tweet, retweet, tulisan di ruang-ruang chatting, dan sejumlah intervensi lain.
Masing-masing pengontrol akan mendapatkan "satu server virtual" yang terletak di AS dan sejumlah lainnya yang agaknya berada di luar AS untuk menciptakan kesan bahwa karakter-karakter palsu tersebut adalah karakter nyata yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Aspek lainnya adalah "percampuran traffic" yang artinya mencampurkan penggunaan internet karakter tersebut dengan orang lain di luar Centcom dengan cara yang harus "amat dirahasiakan dan memiliki sangkalan yang kuat."
Kontrak tersebut diyakini diberikan sebagai bagian dari program bernama Operating Earnest Voice (OEV). Program tersebut awalnya dikembangkan di Irak sebagai senjata psikologis untuk melawan kehadiran para pendukung al-Qaeda di internet dan sejumlah pihak lain yang menentang pasukan koalisi.
Para pakar internet menyamakan proyek itu dengan upaya China untuk mengontrol dan mengendalikan kebebasan berbicara di internet. Para pengkritik kemungkinan akan mengeluh karena proyek tersebut memungkinkan militer AS menciptakan konsensus palsu dalam perbincangan di internet, menyingkirkan komentar-komentar yang tak diinginkan, dan mengirimkan banyak komentar atau laporan yang tidak cocok dengan tujuan-tujuannya sendiri.
Terungkapnya fakta pengembangan karakter palsu oleh militer AS juga dapat mendorong perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan swasta, serta berbagai lembaga swadaya masyarakat melakukan hal serupa.
Centcom membenarkan bahwa kontrak senilai $2,76 juga tersebut diberikan kepada Ntrepid, sebuah perusahaan baru yang terdaftar di Los Angeles. Tapi, Centcom tidak bersedia mengungkapkan apakah proyek tersebut sudah dioperasikan atau apakah ada kontrak lain yang terkait yang dibahas.
Tidak ada satu pun dari pihak Ntrepid yang bersedia memberikan keterangan kepada media.
0 comments:
Post a Comment