Popular Posts

Dua kali gagal ramal kiamat, kini ramal kiamat akan terjadi 21 Oktober 2011

Wednesday, October 12, 2011

Muka badak! Mungkin kata itu pantas disematkan pada dukun tua yang satu ini. Meskipun sudah dua kali mengalami kegegalan dalam meramal hari kiamat, diaman kegagalan itu disaksikan oleh seluruh dunia, tampaknya peramal kiamat asal California, Amerika Serikat, Harold Camping tidak putus asa dan dengan bodohnya kembali meramalkan bahwa “hari akhir” bakal terjadi pada 21 Oktober atau 12 hari lagi dari sekarang.

Lebih lanjut, dengan ‘ilmu sok tahunya yang dilengkapi dengan ilmu kebodohan’, lelaki tu aitu mengatakan bahwa orang-orang yang ingkar terhadap Tuhan tidak akan mengalami penderitaan lantaran dunia akan berakhir dengan cara tenang.

“Pada saat itu seluruh dunia akan hancur,” kata lelaki 90 tahun ini, Ahad, 9 Oktober 2011, dalam khotbah yang disampaikan melalui Open Forum yang disiarkan jaringan Family Radio miliknya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Camping sudah dua kali salah meramalkan datangnya “hari kehancuran”. Pertama pada 1994 dan terakhir pada 21 Mei lalu, ramalannya mengalami kegagalan yang sukses, yang tentu saja membuat hari tuanya dilalui dengan rasa malu yang mendunia. Setelah ramalannya gagal, dan bahkan ia sempat bersembunyi selama tiga hari, ia pun muncul dengan alasan konyol bin bodoh bin ngarang dengan mengatakan bahwa proses kiamat baru dimulai dan bakal berakhir pada 21 Oktober tahun ini.

Berbeda dengan peringatan-peringatan sebelumnya, kali ini jadwal kiamat mutakhir tidak disertai spanduk, papan iklan, atau iklan di media seperti yang dilakukan sebelumnya, sejak ‘Tuhan sudah memilih siapa saja yang bakal masuk surga pada 21 Mei lalu’. Dia merasa tidak perlu lagi mengkampanyekan soal kiamat.

Bahkan pastor dari aliran Kristen Evangelis ini sempat diserang stroke ringan awal Juni lalu saat berkhorbah di radio. Ia sempat dirawat di rumah sakit dan baru pulih awal bulan ini. Banyak orang menilai stroke itu sebagai azab dari Tuhan.

Rasanya tak perlu menanti lama untuk membuktikan kegagalan ramalannya, karena rasa malu itu sudah dipastikan akan menghampiri sejarah hidup Camping untuk kebodohan ketiga yang telah dilakukannya. Seharusnya ia banyak berdoa agar Tuhan memberikan ‘umur sedikit lebih panjang’ untuk membuktikan kebodohannya tentang ramalan hari kiamat
Read Post | comments

Deradikalisasi, proyek “setan” hancurkan Islam

Sudah menjadi sunatullah (hukum alam dari Allah) akan adanya pertentangan alias konfilk antara al haq (kebenaran) dan al batil (kesesatan).  Musuh-musuh Islam secara istiqomah (konsisten) akan menghalangi tegaknya Islam dengan memadamkan cahaya dakwah dan jihad fi sabilillah di tengah-tengah ummat. Salah satu metode dan teknik tebaru yang digunakan adalah melancarkan gerakan deradikalisasi, sebuah proyek menggerus aqidah ummat dan menghancurkan Islam. Waspadalah!


Apa perlunya deradikalisasi?

Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surakarta, telah mengeluarkan sebuah buku berjudul “Kritik Evaluasi & Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia” yang isinya mengkritisi proyek deradikalisasi buatan BNTP sekaligus meluruskan beberapa tulisan yang disampaikan dalam acara bertema “Halaqah Penanggulangan Terorisme”, Ahad, 21 November 2010 di hotel Novotel Solo, yang diadakan MUI Pusat bersama FKPMN (Forum Komunikasi Praktisi Media Nasional).

Banyak tema, konsep dan istilah dari BNPT dengan proyek deradikalisasinya yang dikritisi dalam buku ini. Misalnya tentang makna radikalisme yang disimpulkan masih sangat  ambigu dan perlu ditinjau kembali. Dikatakan dalam tulisan itu bahwa :

Radikalisme merupakan faham (isme), tindakan yang melekat pada seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik, sosial, politik dengan menggunakan kekerasan, berfikir asasi dan bertindak ekstrim.

Buku yang ditulis oleh MUI Surakarta itu mengomentari, jika defenisi ini diterima, maka :

Setiap faham yang membolehkan adanya tindak kekerasan juga tetap termasuk radikalisme, meskipun kekerasan itu bukan satu-satunya jalan. Jadi, Rasulullah juga radikal, karena menyerang Makkah waktu Fathu Makkah, Amerika juga radikal, karena menyerang Iraq, menyerang Afghanistan, membombardir sebagian wilayah Pakistan dalam rangka mengejar dan menyerang para “teroris” menurut versi AS. Polri/Densus 88 juga radikal, karena menangkap, menyerang, menyiksa dan membunuh banyak orang yang mereka beri label “teroris”.
Berfikir asasi adalah perbuatan yang dianggap salah, padahal dalam dienul Islam, berfikir asasi ini diperlukan dalam menentukan hukum, membedakan antara baik dengan buruk dalam batas-batas Al-Islam, untuk mengontrol apakah suatu keputusan yang diambil itu menyalahi nas dan kaidah atau tidak. Tanpa berfikir asasi, orang tidak akan pernah bisa mengambil keputusan yang benar. Adapun soal anggapan bertindak ekstrim, hal itu tergantung kepada siapa yang menilai dan dari arah mana menilainya. Sebagai contoh, di masa penjajahan Belanda, orang Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaannya dituduh ekstrim oleh Belanda, sehalus dan selembut apapun cara yang ditempuhnya. Maka dalam kaitan dengan orang Islam dalam menjalankan keislamannya, ukuran ekstrim atau tidak, haruslah dilihat dari segi ajaran Al-Islam, bukan dari arah pemandangan fihak yang anti atau di luar Islam. Dengan demikian, kalau sangkaan itu benar, justru radikalisme itu merupakan ciri orang baik-baik, dipandang dari satu arah. Dikatakan dari satu arah, karena Al Islam bukan hanya sekedar “radikalisme”, tetapi dia adalah “Dienul Islam”, dien yang diridlakan Allah untuk manusia.
Kalau demikian faktanya, buat apa dibuat proyek deradikalisasi? Karena pada hakikatnya agama Islam adalah agama yang “radikal” dan ummat Islam harus berfikir “asasi” dan bersifat “ekstrim” terhadap agamanya. Sementara itu, proyek deradikalisasi berupaya menghapus semua hal-hal penting tersebut, atau dengan kata lain proyek deradikalisasi pada hakikatnya adalah proyek untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin! 

Begitu pula dengan istilah atau definisi terorisme yang dikeluarkan BNPT sendiri melalui slide tulisan Ansyaad Mbai, yakni “No global consensus” alias tidak ada kesepakatan global. Di buku tersebut dikomentari, ‘Kalau tidak ada kesepakatan tentang definisinya, maka tudingan terhadap seseorang/kelompok sebagai teroris adalah tuduhan sepihak yang mengada-ada, bukan dengan fakta yang adil, dan inilah yang terus terjadi selama ini (sejak 2001 sampai sekarang dan entah sampai kapan lagi).’

Ummat Islam bersatu tolak deradikalisasi!

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi, menyikapi deradikalisasi dengan mengadakan Kajian Satu Malam bertema “Kupas Tuntas Islam, Radikalisme & Rekayasa Kafir”. Dalam acara yang diadakan di Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi ini, hadir beberapa pembicara, diantaranya KH Mudzakkir dari MUI, Munarman, SH dari An Nashr Institute, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pusat, dan H. Ahmad Salimin Dani, MA, Ketua DDII Bekasi.

Selain itu, Majelis Ilmu Ar-Royyan juga mengadakan acara serupa, yakni Kuliah Umum dengan tema “Memerangi Syariat Islam Dengan Deradikalisasi”, Ahad, 9 Oktober 2011 di Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaxi, Pekayon, Bekasi. Hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara adalah Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR, selaku Amir Majelis Ilmu Ar-Royyan, dan Munarman, SH dari An Nashr Institute.

Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR mengatakan bahwa usaha deradikalisasi tujuannya untuk menghalangi syariat Islam dan jihad di Indonesia. Proyek radikalisasi yang selama ini dijalankan menurut beliau bukan penyelesaian yang ilmiah dan bijak, justru akan menimbulkan anti pati dan kebencian terhadap pemerintah.

Sementara itu, Munarman, SH dalam acara bedah buku “Kritik Evaluasi & Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia” yang digelar MUI Solo di Masjid Baitul Makmur, Solo Baru, Sukoharjo, Ahad, 31 Juli 2011, menyimpulkan bahwa program deradikalisasi terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah proyek menghapus istilah jihad yang merupakan ruh perjuangan umat Islam.

“Program Deradikalisasi Terorisme yang sekarang ini sedang dijalankan oleh BNPT merupakan program untuk menghapus istilah dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Islam khususnya istilah jihad yang merupakan ruh umat Islam demi tegaknya Syariat Islam,” jelasnya.

Kesimpulannya, proyek deradikalisasi yang belakangan ini gencar dilakukan, khususnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan seluruh agen-agennya, akhirnya membuka mata ummat Islam bahwa proyek itu adalah metode dan teknik baru dari musuh-musuh Islam untuk menghalangi tegaknya Islam dengan memadamkan cahaya dakwah dan jihad fi sabilillah di tengah-tengah ummat. Waspadalah!
Read Post | comments

Steve Jobs diklaim masih punya garis keturunan langsung dengan Rasulullah

Ada hal konyol terkait heboh pemberitaan media tentang meninggalnya mendiang bos Apple, Steve Jobs. Seiring terungkapnya fakta tentang asal usul Steve Jobs yang disinyalir berdarah Muslim Suriah, satu hal ngawur bin konyol adalah klaim yang menyebut bahwa Jobs masih mempunyai garis keturunan langsung dengan Rasulullah SAW!

Ayah kandung Jobs diketahui seorang muslim Suriah bernama Abdul Fattah John Jandali. Diketahui bahwa riwayat keluarga Jandali ternyata salah satu keluarga terkemuka di Homs, Suriah. Secara ngawur, sepupu Steve Jobs, Bassma Al Jandali, mengklaim trah Jandali punya garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW!

“Ayah Steve, Paman saya, Abdul Fattah John Jandali datang dari Homs. Keluarga Jandali adalah keluarga yang punya hubungan darah dengan keluarga Nabi Muhammad SAW,” klaim Bassma secara ngawur seperti dikutip dari Gulf News. Belakangan Basma diketahui sebagai seorang jurnalis di Timur Tengah.

Steve Jobs pun ternyata punya nama Arab. Nama Arabnya adalah Abdul Lateef Jandali. Ketika ia lahir dan diadopsi oleh keluarga yang kemudian memberinya nama Steve Jobs.

Bassma bercerita, ketika kecil ibunya Bushra Jandali Rifa’e kerap mengatakan ada keturunan Jandali yang hidup di AS. Itu adalah pamannya, Abdul Fattah Jandali, yang juga ayah Steve Jobs.

Paman Bassma lainnya Abdul Wahid, bercerita kalau Abdul Fattah Jandali akhirnya punya anak hasil zina dengan Joanne Schieble (perempuan Kristen Amerika keturunan Jerman), yang kemudian anak tersebut diadopsi oleh keluarga lain (anak tersebut tak lain adalah Steve Jobs yang popular itu). Abdul Fattah memilih tak pulang ke Suriah karena malu akan skandalnya. Tapi akhirnya ia tetap menikahi Joanne dan punya puteri (adik Steve Jobs) bernama Mona Jandali Simpson.

“Kami memang tak pernah bertemu. Tapi kami semua di bawah trah Jandali tetap punya hubungan. Saya merasa seharusnya saya bertemu Steve. Seharusnya saya melepasnya, mengatakan sampai jumpa..,” kata Bassma.

Jandali lahir di Horm Suriah, pada 1931. Ia satu-satunya anak lelaki dari lima bersaudara. Ayahnya seorang tuan tanah. Pada umur 18 tahun, ia kuliah di Universitas Amerika di Beirut, Libanon, Ia dikenal sebagai pegiat yang mendukung Pan-Arab. Setelah lulus, ia menjadi imigran di Wisconsin, Amerika.

Namun, hubungan Jandali dan Schieble tidak direstui orang tua masing-masing. Akhirnya, menurut Jandali dalam wawancara dengan the New York Post, Agustus 2011, secara diam-diam, Schieble membawa lari Steve Jobs dari Wisconsin ke San Fransisco.

Di kota itulah, Steve Jobs diadopsi oleh pasangan Paul Jobs dan Clara Hagopian. Mereka sudah tujuh tahun menikah dan divonis dokter tidak dapat memiliki anak. Steve Jobs adalah nama pemberian dari orang tua angkatnya. Sampai akhir hayatnya, Steve Jobs tidak pernah bertemu Jandali, ayah kandungnya.

Kepada tabloid the Sun, Agustus lalu, Jandali menyatakan mimpinya untuk bisa bertemu Steve Jobs. “Saya berharap sebelum terlambat ia akan menemui saya. Meski hanya untuk minum kopi, itu akan membuat saya senang sekali,” katanya. Tapi Steve Jobs tidak mau menanggapi permintaan itu.

Ia menegaskan ingin sekali bertemu sang anak bukan karena mengincar kekayaannya yang diperkirakan US$ 8 miliar. “Saya punya uang sendiri. Yang saya tidak punya adalah putra saya .. itu membuat saya sedih.”

Walau begitu, Steve Jobs tahu ia mempunyai saudara kandung perempuan bernama Mona Jandali, sekarang menjadi Mona Simpson. Keduanya mulai berkenalan dan menjadi sangat dekat ketika dewasa. Steve Jobs bahkan menyebut novelis itu sebagai sahabatnya paling dekat.

Jandali, kini 80 tahun, tinggal di Reno, sebuah kota dekat Nevada. Ia bekerja dari Senin sampai Jumat sebagai wakil presiden di sebuah kasino. Ia bukan seorang praktisi muslim, namun percaya Islam sebagai doktrin dan budaya. Meski lahir dari ayah muslim, Steve Jobs tidak pernah kenal agama Islam. Ia berpindah menjadi Buddha dari agama ayah angkatnya yang Nasrani.

Diluar kecerdasan seorang Steve Jobs, sungguh ngawur, mengklaim seorang pezina sebagai keluarga dengan garis keturunan langsung Muhammad SAW. Mana ada keluarga dari trah Rasulullah SAW memiliki usaha kasino, bahkan sampai berzina. Sungguh orang-orang demikian, selain tak pantas menyebut diri sebagai trah Rasulullah , mereka juga pada dasarnya tak layak mendudukinya. Wallohua’lam.
Read Post | comments

Zionisme dibalik proyek deradikalisasi

Model kepemimpinan Islam diprediksi akan berdiri di tahun 2020, menanggapi hal tersebut negara-negara Barat memainkan proyek Deradikalisasi untuk melumpuhkan kekuatan umat muslim.

Dalam Dokumen berjudul Deradicalizing Islamis Extremists, Barat faham betul bahwa untuk melumpuhkan seluruh sel umat muslim tidak cukup hanya dengan cara penangkapan dan pembunuhan. Kalau dibunuh, mujahid masih bisa muncul lagi. Maka upaya yang mereka melakukan sangat mendasar, yaitu membelokkan pemahaman syariat Islam dan jihad yang difahami umat Islam saat ini dengan proyek deradikalisasi.

“Deradikalisasi merupakan proyek panjang yang tidak akan berhenti hingga akhir zaman,” kata Munarman dalam Diskusi bertema Memerangi Syariat Jihad dengan Deradikalisasi, Minggu, (9/10/2011) di Mesjid Muhammad Ramadhan, Bekasi.

Salah satu lembaga yang berjasa besar dibalik proyek tersebut adalah Rand Corporation yang bekerja pada misi zionisme. Pada tahun 2007 mereka melakukan riset di banyak negara muslim untuk memetakan kekuatan umat.

“Dari hasil laporan itu, mereka menyerahkannya kepada Amerika Serikat. Mereka dikontrak oleh AS untuk mengetahui kehidupan umat muslim. Ini supaya Amerika dapat membuat kebijakan di Negara-negara muslim, seperti Indonesia,” jelas Munarman.

Dari hasil penelitian, Rand kemudian melakukan klasifikasi yang dilabelkan ke tubuh umat muslim. Pertama adalah Kelompok Fundamentalis. Ciri-cirinya ada empat, yaitu mereka pro penegakan syariat Islam, berjuang untuk menegakkan khilafah Islamiyah, anti demokrasi dan juga kritis terhadap Barat.

“Maka status kelompok fundamentalis ini bagi Barat berbahaya. Cara menanggulanginya adalah habisi!” tambah Munarman.

Yang kedua kelompok tradisionalis. Pada dasarnya, kelompok ini pro terhadap Syariat Islam dan Khilafah, tapi mereka masih bisa menerima demokrasi. Kelompok ini diupayakan Barat untuk tidak dekat dengan kelompok fundamentalis. Maka cara yang dimainkan Barat adalah adu domba.

“Mereka harus diprovokasi untuk bertentangan pada masalah-masalah yang sifatnya furu’ dalam Islam.”

Dua kelompok tersisa, modern dan sekularis, adalah kelompok yang bertolak belakang dengan barisan fundamentalis dan tradisionalis. Mereka pro demokrasi, tidak setuju Syariat Islam dan penegakkan Khilafah,

“Meski kritis dengan Barat, kelompok Modernis masih bisa dibina. Tujuannya untuk dijadikan pemimpin di negeri-negeri muslim. Jangan heran gelar mereka banyak Profesor Doktor,” tambah Munarman.

Lebih lanjut Munarman mengungkapkan bahwa rekomendasi Rand tidak saja mensasar kalangan modernis, tapi juga mujahid. Hal ini dapat terlihat dari berbeloknya beberapa kalangan yang pernah turun berjihad. Salah satu pendekatan yang dimainkan adalah ekonomi.

“Orang-orang yang sudah berjihad itu kemudian harus diberi modal hingga mereka nantinya hanya disibukkan dengan akfititas dagang saja,” tutur Munarman

Untuk kasus Indonesia, banyak para tokoh yang menjadi narasumber proyek ini. Munarman memberkan beberapa nama seperti Ansyad Mbai (Ketua BNPT), Nassir Abbas (Alumni Afghan), dan Goris Mere (Kepala Pelaksana Harian BNN).
Read Post | comments
 
© Copyright Panitia Hari Kiamat 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.