Badan PBB untuk urusan pendidikan dan kebudayaan atau Unesco memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina. Dengan keanggotaan di Unesco itu, maka Palestina bisa mengajukan sejumlah peninggalan sejarahnya dalam daftar World Heritage yang dikeluarkan Unesco.
Selama ini, memang banyak peninggalan bersejarah di wilayah Israel dan Palestina, yang menjadi tempat bersejarah penting bagi tiga agama besar dunia: Kristen, Islam, dan Yahudi.
Tapi, saat ini Unesco baru memasukkan peninggalan bersejarah yang ada di wilayah Israel dalam World Heritage. Berdasarkan situs Unesco, ada enam World Heritage yang berasal dari Israel.
Enam peninggalan bersejarah yang masuk World Heritage adalah Masada, istana peninggalan Raja Herod; kota tua Acre; kota tua White City di Tel Aviv; reruntuhan Biblical Tels yang meliputi Magiddo, Hazor, dan Beer Sheba; Rute Perdagangan Tua di Negev; dan Tempat Suci Baha'i di Haifa.
Sebenarnya, di wilayah Palestina juga banyak peninggalan World Heritage, yang bahkan menjadi simbol bagi agama Nasrani, Islam, dan Yahudi.
Misalnya, Gereja Kelahiran atau Church of the Nativity. Tempat ini diyakini sebagai lokasi lahirnya Yesus Kristus. Pemerintah Palestina pun berusaha memasukkan gereja ini ke dalam World Heritage Unesco.
"Gereja Kelahiran adalah gereja tertua yang kita tahu," kata Lousa Haxthausen, perwakilan Unesco di Tepi Barat, seperti dikutip dari Reuters. Saat itu, Haxthausen menanggapi Palestina yang mengajukan Gereja Kelahiran sebagai World Heritage Unesco, pada Februari silam.
Selain itu, terdapat juga Masjid Al Aqsa, peninggalan penting bagi umat Islam. Al Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam, sebelum Muhammad mendapat perintah Tuhan untuk memindahkan kiblat ke Ka'bah di Arab Saudi.
Sedangkan peninggalan Yahudi penting yang ada di wilayah Palestina adalah Tembok Ratapan. Lokasi ini adalah tempat suci bagi umat Yahudi selama berabad-abad.
Baik Gereja Kelahiran, Masjid Al Aqsa, juga Tembok Ratapan, terletak di kota Yerusalem. Tembok Ratapan dan Masjid Al Aqsa bahkan berada di satu lokasi, yaitu Kota Tua Yerusalem.
Seperti dikutip dari situs Unesco, Jordania pernah mengajukan Kota Tua Yerusalem dalam daftar World Heritage in Danger, atau peninggalan sejarah yang terancam. Namun, permintaan Jordania yang mengajukan ini tahun 2011 belum disetujui Unesco.
"Unesco melanjutkan kerjanya untuk menghormati nilai universal dari peninggalan (heritage) yang ada di Kota Tua Yerusalem," tulis Unesco dalam alasannya.
"Tapi sesuai resolusi PBB, Yerusalem Timur merupakan bagian dari wilayah Palestina, dan status Yerusalem harus diselesaikan untuk status permanen (masuk daftar Unesco)," lanjut keterangan badan dunia itu.
Palestina memang belum resmi masuk dalam keanggotaan PBB. Namun, Unesco telah menerima keanggotaan penuh Palestina. Belum diketahui apakah ini berarti Unesco bisa melakukan langkah konkret terhadap peninggalan sejarah penting di Palestina.
Bila dilihat dari sudut pandang ini, sepertinya alasan perlindungan atas warisan sejarah itu, dan bukan politik, yang menjadikan Unesco menerima keanggotaan penuh Palestina.
0 comments:
Post a Comment